Purworejo, NU Online
Katib ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Akhmad Said Asrori bersilaturrahim ke Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Ahad (13/2/2022) sore. Dalam pertemuan yang digelar di Masjid Nurul Huda itu, Kiai Said mengajak warga untuk menjaga persatuan, kerukunan, tetap tenang dan tidak takut pada sesama manusia.
“Takutnya hanya kepada Allah. Jangan takut pada manusia. Sana makan nasi ya sini makan nasi. Yang kita takutkan hanya Allah Swt. Nanti kalau ada apa-apa, Anda Insyaallah dijaga Allah. Wasilah Allah dalam menjaga, dijaga dengan Banser dan lain-lain,” tuturnya.
Ia mengatakan, tujuan kedatangannya adalah untuk bersilaturrahim, mendengar langsung dari warga apa yang sebenarnya terjadi, serta istighosah bersama warga untuk untuk memohon pertolongan kepada Allah. Dalam pertemuan tersebut Kiai Said juga berpesan agar warga bisa menjaga empat hal.
“Semua perkara, semua masalah, tak ada yang kita keluhkan, tak ada yang kita mintai tolong kecuali kepada Allah Swt,” ujar Pengasuh Pesantren Raudhatut Thullab Magelang itu.
Pertama, menjaga akidah. Dikatakan, Allah Swt menurunkan syariat kepada Nabi Muhammad Saw ada maksud dan tujuannya, hal itu dikenal dengan maqashidusy syariah. Di antaranya adalah hifdhud dien, menjaga agama, menjaga akidah Ahlussunnah wal Jamaah.
Ia pun menginstruksikan Banser untuk ikut menjaga Desa Wadas. “(Banser) Tidak boleh ingah-ingih, tidak boleh cemimas-cemimis, wajib jaga warga Wadas,” tandasnya, diikuti riuh tepuk tangan warga.
“Dijaga, hifdzun nafsi, menjaga diri, menjaga warga. Sakit hati saya kalau masyarakat Wadas sampai diintimidasi, diancam, sakit hati ini,” imbuhnya.
Ketiga, hifdhul maal, menjaga harta kekayaan. “Anda harus jaga betul, karena kekayaan itu menjadi hak Anda semua. Tidak boleh dirampas dengan semena-mena. Jika untuk kepentingan lebih baik, lebih banyak, dirembug dengan sebaik-baiknya,” tegas Kiai Said. Jika dengan cara kekerasan, menurutnya sudah tidak benar.
Keempat, persatuan. Ia meminta kepada semua warga Wadas, ada kejadian apa saja, jangan sampai menjadikan pecah dan cekcok. “Kalau ada provokator masuk, orang luar yang akan merusak, harus ditolak! Harus bersatu, harus rukun. Ini yang harus dipegangi. Sebab kalau tafarruq, pecah belah, itu menjadikan hilang kekuatan. Pecah belah itu menjadikan hidup yang tidak tenteram,” urainya.
“Saya atas nama Pengurus Besar Nahdlatil Ulama berpihak kepada Anda semua. Ada masalah harus dirembug yang sebaik-baiknya, tidak boleh dengan cara-cara kekerasan. Dunia sudah merdeka kok seperti ini. Indonesia ini sudah merdeka. Masa kemerdekaanya mau dicabut? Tidak boleh,” tegasnya.
Acara dilanjutkan dengan istighosah di serambi Nurul Huda yang dipimpin langsung oleh Kiai Said, diikuti oleh ratusan warga Wadas dan sejumlah aktivis.
0 Komentar